
Selain dua sektor tersebut, sektor tunggal putri China juga sedang tidak terlalu kuat.
Mereka mungkin punya Wang Zhi Yi, Han Yue, dan Chen Yu Fei, tetapi mereka masih inkonsisten bila berhadapan beberapa lawan negara lain.
Korea Selatan punya An Se-young, Indonesia punya Gregoria Mariska Tunjung, dan Jepang masih punya Akane Yamaguchi dan Tomoka Miyazaki.
Dengan hanya ada satu pertandingan untuk setiap sektor, negara-negara ini punya peluang untuk menggoyahkan dinasti tunggal putri China dan menentukan arah pertandingan.
Adapun di tunggal putra, Shi Yu Qi juga dalam keadaan yang kurang fit setelah tersingkir di perempat final Kejuaraan Asia 2025.
Juara All England Open 2025 itu bahkan mengakui bahwa dia masih berusaha mengembalikan kebugarannya.
"Saya tidak memiliki cukup kepercayaan diri, tetapi saya akan mencoba yakin dengan kekuatan tim," ujar Shi saat ditanya tentang kesiapan ke Sudirman Cup 2025.
Padahal sektor ganda campuran, tunggal putra, dan tunggal putri, kemungkinan besar menjadi tiga pertandingan pertama dalam kompetisi Piala Sudirman.
Mengantongi poin dari tiga sektor pertama ini tentu akan menjadi hal krusial untuk menjaga kans kemenangan tim.
Apalagi, selain menjadi tuan rumah, China juga membawa martabat sebagai juara bertahan dan pemenang terbanyak sepanjang sejarah Sudirman Cup dengan 13 trofi.
Pada edisi ke-19 ini, mereka jelas ada di misi untuk meraih trofi ke-14 kalinya sekaligus mencetak caturgelar alias gelar keempat berturut-turut.
Terakhir kali China gagal menjadi juara Sudirman Cup adalah pada 2017 dengan Korea Selatan menjadi pemberi mimpi buruk di final.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Aiyuke |