"Saya rasa Ducati memang menginginkan situasi ini terjadi, musim lalu mereka kehilangan gelar juara dunia karena kesalahan saya," ucap Bagnaia.
"Memiliki motor tercepat di grid, memenangkan 18 balapan termasuk sprint dan kemudian gagal menjadi juara dunia berarti ada sesuatu yang aneh."
"Saya adalah orang yang kalah karena selalu berada di sana untuk meraih kesuksesan."
"Tapi alih-alih finis saya malah mengalami crash atau masalah saat berada di depan," imbuhnya, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.

Walau merasa minder dan tertekan, Bagnaia masih percaya dirinya bisa menjadi saingan rider asal Spanyol itu hingga seri terakhir MotoGP 2025 di Valencia.
"Saya pikir kami bisa bertarung dengan baik hingga Valencia," ucap Bagnaia.
"Setelah tahun lalu, penting untuk mencoba merespons dan memenangkan Kejuaraan Dunia lagi," tuturnya menambahkan.
Tak bisa dipungkiri bahwa Bagnaia merasa minder setelah melihat performa yang ditunjukkan Marquez bersama tim pabrikan asal Italia tersebut.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |