BOLASPORT.COM - Seri balap MotoGP Belanda 2025 menjadi hal yang tak terlupakan bagi tim Honda HRC karena para pembalapnya tidak mendapat hasil maksimal.
Joan Mir mengakhiri balapannya pada lap ketujuh dalam kecelakaan dengan Fermin Aldeguer (Gresini), Aleix Espargaro berhenti tepat di depan zona poin, berakhir di slipstream Somkiat Chantra pada Grand Prix pertamanya sebagai pengganti Luca Marini yang cedera.
Sahabat karib Jorge Martin dan kapten Aprilia selama bertahun-tahun, tak kuasa menahan diri untuk tidak mengungkapkan pendapatnya tentang pertikaian antara kedua belah pihak.
Polemik antara Martin dan Aprilia tak kunjung usai setelah Juara Dunia MotoGP 2024 itu ingin menghentikan kontrak, sementara pabrikan Noale mengatakan kontrak kedua pihak berlaku hingga 2026.
"Saya melihatnya sebagai hal yang sulit dan sangat menyedihkan bagi kedua belah pihak," kata Espargaro dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Saya dapat memahami keduanya. Namun, jika ada klausul yang memungkinkannya pergi dan dia (Martin) tidak ingin bertahan, saya tidak dapat memahami posisi rekannya yang ingin mempertahankan pembalap yang tidak ingin berada di sana."
"Saya pikir tidak mudah bagi kedua belah pihak untuk menangani situasi ini. Jorge memiliki manajer yang brilian dan akan sulit untuk memahami apa yang akan terjadi."
Sementara itu, Espargaro yang pensiun sebagai pembalap MotoGP dan menjadi pembalap penguji Honda mulai MotoGP musim ini mengakui bahwa finis di belakang Somkiat Chantra (LCR Honda) adalah satu-satunya aspek positif.
"Balapan saya seperti mimpi buruk, dengan banyak getaran. Saya membiarkan Somkiat menyalip saya pada ap terakhir, lalu saya melebar di tikungan 12 dan melihat dia berada di posisi ke-15," tutur Espargaro.
"Saya senang dia mendapat poin, karena dia tidak bersenang-senang di MotoGP," katanya,
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com, Crash.net |