BOLASPORT.COM - Dampak yang muncul dari keberhasilan pebola voli asal Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, selama dua musim di Liga Voli Korea bisa hanya tersisa tinggal kenangan.
Megawati Hangestri Pertiwi menjadi atlet Indonesia yang berhasil mengharumkan namanya di dunia bola voli Korea Selatan.
Megatron sukses menorehkan prestasi mengesankan selama membela Daejeon JungKwanJang Red Sparks.
Total tiga kali Megawati meraih penghargaan sebagai pemain terbaik putaran.
Atlet berusia 25 tahun itu juga mampu mengangkat kembali prestasi tim bola voli asal Daejeon yang sudah cukup lama terseok-seok.
Megawati membantu Red Sparks lolos ke babak playoff setelah tujuh tahun pada musim 2023-2024, lalu mengantarkan sampai ke final setelah 13 tahun pada musim 2024-2025.
Pencapaian Megawati tentunya akan sangat sulit dilupakan oleh para pecinta bola voli Korea Selatan dan Indonesia.
Dia juga berhasil memberikan kesan tak terlupakan terhadap tim dan pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin. Apalagi talenta Megatron ditemukan oleh pelatih Ko Hee-jin.
Sayangnya, belum terlihat lagi tanda-tanda pevoli Indonesia yang bisa menembus persaingan di Liga Voli Korea selepas Megawati tidak memperpanjang kontraknya bersama Red Sparks.
Dalam Draft Kuota Asia pada 11 April lalu, sebanyak 10 pebola voli Indonesia yang mendaftar tak satupun terpilih.
Situasi berbeda dialami Thailand dengan meloloskan dua wakil kendati keduanya yaitu Thanacha Sooksod dan Wipawee Srithong sama-sama wajah lama di Liga Voli Korea.
Pamor Thailand memang lebih tinggi karena prestasi timnas putri Negeri Gajah Putih yang bahkan berada di atas Korea Selatan sendiri akhir-akhir ini.
Jalur menuju Liga Voli Korea makin mulus dengan kembalinya kerja sama antara kedua negara melalui Super Match Thailand vs Korea All Star di Hwaseong pada 20 April lalu.
Laga persahabatan itu sebelumnya rutin diselenggarakan setiap tahun pada 2017 hingga 2019 sebelum mengalami hiatus akibat pandemi.
Nattanicha Jaisaen (setter) dan Natthimar Kubkaew (outside hitter) adalah dua pemain Thailand yang mencuri perhatian sehingga ditanya keinginan tampil di Liga Voli Korea.
Satu pemain asal Thailand tersebut bahkan mengaku sudah mendapatkan kontak dari salah satu klub Liga Voli Korea.
"Saya telah menjalin hubungan dengan tim Korea, tetapi saya belum membuat keputusan," kata Natthimar dilansir BolaSport.com dari TheSpike.
"Ada lebih banyak ketertarikan terhadap Korea di Thailand akhir-akhir ini. Saya ingin bermain di sana. Saya ingin sekali bermain di Korea," ucap Natthimar.
Hal serupa juga dikatakan oleh Nattanicha Jaisaen, setter yang musim lalu bermain di Liga Voli Jepang bersama PFU Blue Cats.
"Thanacha juga bermain di kuota Asia. Saya ingin datang ke Korea dan bermain," ujar atlet bernomor punggung 15 itu.
"Di Liga Jepang, mereka tampaknya lebih memperhatikan teknik."
"Saya belum tahu banyak tentang Liga Korea, tetapi saya ingin datang dan merasakannya," kata Nattanicha menambahkan.
Pelatih tim Korea All Star, Kang Sung-hyung, ikut mengomentari penampilan Jaisaen.
Nahkoda tim Suwon Hyudai E&C Hillstate tersebut memuji sang setter berusia 25 tahun karena dapat mengatur permainan dengan cukup baik.
"Kami tidak terlalu memperhatikan posisi setter pada saat itu," kata Kang memilih pemain Jepang saat Draft Kuota Asia 2025.
"Ini jelas berbeda dengan gaya kami di dalam negeri."
"Ia memang belum seperti Pornpun Guedpard, tetapi pemain muda ini kelihatannya memiliki manajemen permainan yang baik," ujarnya.
Baca Juga: Reaksi Setelah Gia Baru Datang dan Langsung Gendong Juara Liga Filipina di Liga Champions Asia
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | thespike.co.kr |