BOLASPORT.COM - Suporter PSIM Yogyakarta beramai-ramai datang ke Solo, Jawa Tengah, untuk mendukung klub kebanggaannya itu yang akan bertanding melawan Bhayangkara FC pada laga final Pegadaian Liga 2 2024/2025. Duel PSIM Yogyakarta melawan Bhayangkara FC tersaji di Stadion Manahan, Rabu (26/2/2025).
Sebanyak 15 ribu lembar tiket yang dijual oleh manajemen PSIM Yogyakarta ludes. Stadion Manahan berubah menjadi biru, warna kebesaran PSIM Yogyakarta. Ini merupakan pemandangan berbeda yang benar-benar belum pernah tersaji di Stadion Manahan.
Stadion Manahan dikenal sebagai kandang Persis Solo. Laskar Sambernyawa identik dengan merah. Venue berkapasitas 20 ribu penonton itu juga dipakai sebagai kandang PSS Sleman. Elang Jawa harus menjadi musafir karena Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, sedang direnovasi.
Artinya ada warna hijau yang menghiasi Stadion Manahan apabila PSS Sleman bertanding. Setelah sekian lama, PSIM Yogyakarta akhirnya bisa memakai Stadion Manahan. Laskar Mataram tidak bisa memakai Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, karena fasilitas di sana tidak mendukung.
PSIM Yogyakarta sudah sangat lama tidak bermain di Stadion Manahan. Terakhir kali, PSIM Yogyakarta bermain di Stadion Manahan itu pada 14-18 Oktober 2003. Kala itu, PSIM Yogyakarta bertanding dalam laga Play-off Divisi Utama 2003. Waktu yang sangat lama, ya 22 tahun.

Pindahnya PSIM Yogyakarta ke Stadion Manahan disambut hangat oleh suporter Persis Solo. Di media sosial, kedua suporter saling menyapa. Ibaratnya tamu, suporter PSIM Yogyakarta meminta izin kepada tuan rumah untuk menggunakan Stadion Manahan. Komunikasi pun berjalan dengan baik tanpa ada psywar yang mengundang emosional.
Ya, semua ini karena faktor deklarasi tiga suporter yang berada di wilayah Solo dan Yogyakarta beberapa waktu lalu. Mereka adalah pendukung Persis Solo, suporter PSS Sleman, dan fans PSIM Yogyakarta. Mereka kompak menyuarakan Mataram Is Love. Sebuah kalimat bermakna tajam untuk ketiga suporter tersebut.
Mataram Is Love diambil sebagai bentuk cinta bagi ketiga suporter itu yang sudah tidak lagi memikirkan keributan saat bertemu. Semua berubah dengan aura positif dan menendang jauh-jauh sikap negatif. Tujuannya demi memajukan dan membuat adem wilayah Mataram.
Mataram Is Love benar-benar bukti nyata bahwa sepak bola Indonesia bisa disaksikan oleh semua kalangan baik itu orang tua, dewasa, dan anak-anak. Seperti apa yang disampaikan oleh Dani, suporter PSIM Yogyakarta.
Berbicara kepada BolaSport.com, Dani mengaku senang karena ia bisa aman dan nyaman membawa keluarganya menyaksikan pertandingan PSIM Yogyakarta di Stadion Manahan. Menurutnya, ini efek sikap dewasa dari suporter PSIM Yogyakarta, Persis Solo, dan PSS Sleman. Dani dan keluarga rela datang jauh-jauh dari Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk menyaksikan final Pegadaian Liga 2 2024/2025.

"Saya asli Yogyakarta tapi sekarang sudah 10 tahun tinggal di Balikpapan. Saya pendukung PSIM Yogyakarta sejak SMP. Saya datang ke sini sengaja dari Balikpapan untuk mendukung PSIM Yogyakarta bersama anak dan istri," kata Dani di Stadion Manahan.
Dani sangat mencintai PSIM Yogyakarta. Ia senang mendengar kabar PSIM Yogyakarta berhasil mendapatkan tiket promosi ke Liga 1 musim depan setelah menunggu hampir 18 tahun lamanya. Kini, PSIM Yogyakarta bisa bertanding melawan Persis Solo dan PSS Sleman yang menghuni Liga 1.
Tidak ada rasa takut lagi bagi Dani mengajak anak dan istrinya untuk menyaksikan pertandingan PSIM Yogyakarta ke Solo dan Sleman. Semua itu efek Mataram Is Love. Sebuah pernyataan rasa cinta perdamaian untuk menikmati indahnya dan merayakan sepak bola bersama-sama.
"Alhamdulillah enak sekali seperti ini. Semua aman, mau bermain di Solo, Sleman, dan Yogyakarta. Saya berharap bisa terus seperti ini. Jadi kalau mau menonton sepak bola kemana-mana enak. Bawa anak kecil, bawa keluarga, bawa istri, semua aman dan tidak was-was."
"Saya merasakan ini efek yang sangat luar biasa karena benar-benar tidak enak kalau ada gesekan saat menyaksikan pertandingan sepak bola," kata Dani yang membawa istrinya bernama Anindya dan anaknya yang masih berusia 1 tahun.

Rasa terima kasih suporter PSIM Yogyakarta kepada Persis Solo disampaikan di dalam Stadion Manahan. Mereka kompak menyanyikan lagu Persis Solo yang berjudul Satu Jiwa. Tidak hanya itu, anthem PSS Sleman yang Sampai Kau Bisa juga dinyanyikan oleh suporter PSIM Yogyakarta. Aura Mataram Is Love benar-benar terasa.
Mataram Is Love Dongkrak UMKM Lokal
Efek Mataram Is Love tidak hanya dirasakan oleh suporter PSIM Yogyakarta, Persis Solo, dan PSS Sleman. UMKM lokal di Stadion Manahan juga ikut merasakan dampak positifnya. Seperti apa yang disampaikan oleh Nima saat berbincang kepada BolaSport.com.
Nima merupakan pedagang minuman di sekitaran Stadion Manahan. Wanita berkerudung itu sudah tiga tahun berjualan di Stadion Manahan. Ia benar-benar merasakan efek yang sangat luar biasa ketika berdagang.
Termasuk ketika PSIM Yogyakarta ingin memakai Stadion Manahan saat menjamu Bhayangkara FC. Nima bersyukur karena memang sejak awal ia ingin berjualan ke Bantul dan Yogyakarta ketika PSIM bertanding.

"Alhamdulillah ini benar-benar meningkatkan UMKM lokal. Ini untuk pertama kalinya bagi PSIM Yogyakarta bermain di sini. Saya melihat di media sosial banyak sekali suporternya kalau PSIM Yogyakarta bertanding."
"Saya sempat ingin berjualan ke Bantul dan Yogyakarta saat PSIM bertanding di sana. Lalu kami tunggu-tunggu akhirnya PSIM Yogyakarta bisa bermain di sini. Kami benar-benar bersyukur, kata Nima.
Tidak hanya Nima, Agus yang berjualan angkringan di dekat Stadion Manahan juga sangat bahagia mendengar adanya pertandingan Liga 2 2024/2025 di Solo. Ini untuk pertama kalinya pertandingan Pegadaian Liga 2 2024/2025 digelar di Stadion Manahan.
Agus juga senang dengan sikap dewasa dari pencetus Mataram Is Love. Menurutnya, sudah waktunya seluruh suporter sepak bola Indonesia bisa mengikuti jejak perdamaian.
Suasana angkringannya benar-benar ramai dipenuhi suporter PSIM Yogyakarta. Mereka mengisi perutnya sebelum mendukung penuh PSIM Yogyakarta melawan Bhayangkara FC.

"Bersatunya suporter di Mataram benar-benar memberikan dampak positif. Kami berjualan dengan nyaman. Alhamdulillah benar-benar meningkatkan pendapatan kami. Sebenarnya tidak hanya yang dagang, tapi ojek online juga meningkat," kata Agus.
Keharmonisan Suporter
Pegadaian Liga 2 2024/2025 sudah selesai. PSIM Yogyakarta keluar sebagai juara usai mengalahkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1 pada laga final Pegadaian Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan. Dua gol PSIM Yogyakarta dicetak oleh Rafael Rafinha dan Roken Tampubolon. Sedangkan gol semata wayang Bhayangkara FC dilesatkan oleh Felipe Ferreira.
Di luar hasil pertandingan, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, memberikan pujian terhadap keharmonisan suporter di wilayah Solo dan Yogyakarta. Ferry Paulus mengetahui bahwa dulu suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta tidak akur.
"Catatan penting yang kami lihat adalah bahwa suporter PSIM Yogyakarta berkolaborasi dengan pendukung Persis Solo. Artinya yang selama ini Pasoepati dan Brajamusti musuhan, tapi hari ini sudah ada penyelesaian konflik."

"Bagi kami tentu saja ini artinya satu berita yang sangat baik. Mudah-mudahan ini terus berlanjut supaya kompetisi kita ke depan juga semakin menarik dan bagus," kata Ferry Paulus.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |