"Di barisan start, mekanik saya Brent [Stephens] memberi tahu saya 'Posisi pertama dari tikungan pertama sampai tikungan terakhir'," ucap Rossi, dilansir dari Motorsport.com.
"Saya pikir itu mungkin ide yang bagus," imbuh pembalap yang kala itu sudah berumur 37 tahun.
Mengutip dari CycleWorld.com, kemenangan dominan menjadi hasil dari adaptasi yang dilakukan Rossi demi bisa menjadi juara dunia lagi.
Sebab, pelajaran yang dipetik dari kegagalan pahit pada musim sebelumnya adalah bagaimana Rossi harus meningkat dalam ritme dan posisi start alias hasil kualifikasi.
"Sejujurnya, sepanjang tahun Valentino tidak memiliki kecepatan yang sama dengan kami," sindir Lorenzo setelah dimahkotai gelar juara dunia dalam persaingan dramatis yang melegenda.
Kami yang dimaksud Lorenzo adalah dirinya sendiri, Marquez, dan satu alien lain dari negaranya yaitu Dani Pedrosa.
Sebelumnya lebih menggunakan akal dan pengalaman, Rossi menyesuaikan diri dengan memeras sisa-sisa kecepatan yang ada dalam dirinya.
Rossi merekrut pelatih untuk pertama kali dalam kariernya. Sosok yang ditunjuknya adalah eks rider Juara Dunia, Luca Cadalora.
Tugas Cadalora di sirkuit adalah mengamati penampilan Rossi dan memberi tahu di bagian mana saja dan dengan cara apa catatan waktu bisa ditingkatkan lebih jauh lagi.
Hasilnya, kemenangan mutlak bagi The Doctor di kandang lawan sekaligus hari patah hati bagi publik Spanyol yang mengharap kemenangan dari jagoan andalan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motorsport.com, cycleworld.com, MotoGP.com |